Diagnosis Kesulitan Belajar Melalui Bimbingan dan Konseling

Assalamualaikum...Wr.....Wb.............


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara umum Lembaga Pendidikan adalah suatu wadah bagi generasi bangsa khususnya para siswa dalam menuntut ilmu, baik itu ilmu tentang pengetahuan umum maupun  ilmu tentang pengetahuan  agama. Untuk itu, sangat dibutuhkan sekali sebuah fasilitas penunjang bagi siswa atau peserta didik dalam menimba/menuntut ilmu, agar tercipta suasana dan proses belajar yang selaras dengan tujuan pendidikan, maka pemerintah harus mampu menyediakan fasilitas pendidikan yaitu berupa sekolah-sekolah ataupun lembaga pendidikan lainya.
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berkewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sesuai dengan Undang- undang RI No 20 Tahun 2003, Pasal 1 ayat 1 tentang system pendidikan nasional (SISDIKNAS) yang menyatakan bahwa,” Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi diri. Kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.[1]





Demi terwujudnya tujuan pendidikan, diatas maka peran siswa atau peserta didik sangat dominan mengingat, siswa merupakan unsur penting dalam dunia pendidikan, dimana siswa adalah  status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan dunia pendidikan yang diharapkan menjadi calon-calon intelektual untuk menjadi generasi penerus bangsa. Maka dalam prakteknya siswa harus mampu menyerap semua materi pelajaran yang di berikan tenaga pendidik atau seorang guru, pada saat proses kegiatan belajar mengajar (KMB) yang sedang berlangsung.
Proses belajar yang lebih dikenal dengan sebutan kegiatan belajar mengajar merupakan serangkaian proses dalam belajar dengan tujuan untuk melihat kemampuan dan kesulitan belajar siswa. Untuk itu apabila dijumpai kesulitan belajar siswa maka harus ada tindak lanjut dengan terlebih dahulu yaitu mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Dunia pendidikan mengartikan diagnosis kesulitan belajar sebagai segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar siswa. Masalah belajar yang terjadi dikalangan siswa sering kali terjadi dan menghambat kelancaran proses belajar siswa.
Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh siswa  yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa siswa yang pandai atau cerdas.[1]
Kesulitan belajar didefenisikan oleh The United State Office of Education (USOE) yang dikutip oleh Abdurrahman adalah : Suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ajaran atau tulisan. Sedangkan menurut Sunarta kesulitan belajar adalah kesulitan yang dialami oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya, sehingga berakibat prestasi belajarnya rendah dan perubahan tingkah laku yang terjadi tidak sesuai dengan partisipasi yang diperoleh sebagaimana teman-teman sekelasnya.[2]
Semakin tinggi mutu kegiatan belajar siswa, diharapkan semakin baik hasil belajarnya. Semakin banyak masalah belajar yang dialami siswa memungkinkan semakin rendah perolehan hasil belajarnya. Jumlah masalah belajar siswa cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Kategori masalah kesulitan belajar  dan kondisi diri selalu menduduki posisi dominan, dalam proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesulitan belajar.
Prayitno dan Amti mengemukakan masalah belajar adalah “ bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya, dan sebagainya”.[3]
Faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar umumnya dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor  internal adalah yang berhubungan dengan segala sesuatu yang ada pada diri siswa yang menunjang pembelajaran, seperti inteligensi, bakat, kemampuan motorik dan panca indra. Faktor eksternal adalah yang berhubungan dengan segala sesuatu yang berasal dari luar diri siswa yang mengkondisikannya dalam pembelajaran, seperti pengalaman, lingkungan sosial, metode belajar- mengajar, strategi belajar- mengajar,dan fasilitas belajar- mengajar.
Adapun dari kedua faktor diatas maka sangatlah perlu untuk diadakan dan dilakukan bimbingan belajar terhadap siswa baik pada siswa yang mengalami kesulitan belajar maupun siswa yang tidak mengalami kesulitan belajar, dengan tujuan meminimalisir masalah kesulitan belajar siswa. Dimana dalam bimbingan dan konseling ada satu jenis layanan, yaitu layanan Penguasaan Konten (PKO) dengan bidang Bimbingan Belajar yang dapat diberikan kepada setiap siswa dalam proses bimbingan dan konseling.
Didalam Bimbingan dan Konseling pola 17+ terdapat beberapa jenis layanan, namun pada penelitian ini penulis hanya memfokuskan pada satu jenis layanan yaitu Layanan Penguasaan Konten dengan Bidang Bimbingan Belajar. Dimana menurut Prayitno : Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting dan sangatlah perlu dilaksanakan disekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan-kegalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi. Sering kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan yang memadai.[4]
Menurut Sukardi, pandangannya tentang Bimbingan Belajar adalah Bimbingan dan Konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, sesuai dengan perkembangan ilmu, dan tekhnologi.
Melihat dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa Bimbingan Belajar adalah salah satu jenis bidang layanan yang diberikan dalam Layanan bimbingan dan konseling (BK)oleh guru BK agar siswa dapat mengembangkan dan menyelesaikan masalah dirinya berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajarnya sesuai dengan fungsinya.
Adapun fungsi Bimbingan belajar di antaranya :a). Membantu individu siswa untuk memperoleh gambaran yang objektif dan jelas tentang potensi, watak, minat, sikap, dan kebiasaannya agar ia dapat menghindarkan diri dari hal-hal yang tidak diinginkan. b). Membantu individu siswa untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, dan kemampuannya dan membantu siswa itu untuk menentukan cara yang efektif dan efisien dalam menyelesaikan bidang pendidikan yang telah dipilihnya agar tercapai hasil yang diharapkan.
c). Membantu individu siswa untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kemungkinan-kemungkinan dan kecenderungan-kecenderungan dalam lapangan pekerjaan agar ia dapat melakukan pilihan yang tepat di antara lapangan pekerjaan tersebut. Disamping itu, membantunya untuk mendapatkan kemajuan yang memuaskan dalam pekerjaannya sambil memberikan sumbangan secara maksimal terhadap masyarakatnya.
Dimana tujuan dari Bimbingan Belajar adalah untuk mengetahui masalah - masalah kesulitan belajar yang terjadi pada siswa dan agar kita dapat membantu mengatasi masalah-masalah yang dialami, oleh siswa, supaya tujuan pendidikan diharapkan dapat tercapai. Sejalan dengan tujuan dari bimbingan belajar diatas maka terdapat sebuah lembaga pendidikan yaitu Sekolah Menengah Atas di daerah Simpang Beliti, Kecamatan Binduriang, Kabupaten Rejang Lebong yang dikenal dengan SMA.N.7 Rejang Lebong.
Di SMA.N.7 Rejang Lebong ini masih dijumpai permasalahan siswa yang berkaitan dengan kesulitan belajar, dimana kesulitan belajar yang dialami siswa di sekolah ini terjadi selain akibat dari faktor internal siswa itu sendiri, juga berasal dari faktor eksternal atau yang berkaitan dengan fasilitas penunjang. Di sekolah ini rata-rata siswa kelas XI IPS yang menjadi objek penelitian mengalami kesulitan belajar pada mata pelajaran Ekonomi. Contoh dari sisi fasilitas penunjang : untuk mata pelajaran tekhnik ilmu komputer (TIK), di sekolah ini tersedia sangat sedikit peralatan laboratorium komputer yang tersedia.
 Contoh lain dari segi tenaga pendidik juga masih dijumpai keluhan- keluhan dari siswa tentang kecakapan seorang guru mata pelajaran baik dalam menjelaskan materi maupun metode penyampaiannya. Sehingga hal ini mempengaruhi pola pemahaman siswa, yang berakibat pada kesulitan belajar siswa itu sendiri.
Adapun jumlah siswa yang ada di SMA.N.7 Rejang Lebong, jumlah siswa laki – laki : 179 dan perempuan : 155 dengan total : 334. Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan : 34. Adapun siswa yang menjadi objek penelitian ini dibatasi hanya pada kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2, dimana untuk kelas  XI IPS 1 : Laki – laki 14, Perempuan 15, total 29 siswa. Kelas XI IPS 2 : Laki-laki 17, perempan 16, total 33 siswa. Dan total dua kelas menjadi 62 siswa.
Hasil observasi di sekolah dan wawancara dengan guru BK yaitu bapak Dwi Hartanto .S.Pd di SMA.N.7 Rejang Lebong pada tanggal, 7 Juni 2017. Bahwa sekitar 30% dijumpai Siswa yang mengalami masalah kesulitan dalam hal belajar pada hampir setiap mata pelajaran, khususnya pelajaran Ekonomi, hal ini berdampak pada menurunnya nilai siswa. Dan beliau juga menjelaskan bahwasannya rata-rata siswa tersebut mengalami kesulitan dalam hal pemahaman dari semua materi yang disampaikan oleh guru mata pelajaran.[5]
Adapun untuk perihal jarak tempuh baik tenaga pendidik dan kependidikan maupun siswa, antara tempat tinggal ke sekolah SMA.N.7 Rejang Lebong, paling terdekat dan terjauh berkisar antara 0,01 - 45 km rata – rata ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat.
Merujuk dari penjelasan – penjelasan di atas, maka menurut penulis perlu untuk dilakukan penelitian dengan judul Pelaksanaan Bimbingan Belajar Dalam Mengatasi Kesulitan belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi”. ( Studi Pada Kelas XI IPS di SMA. N. 7 Rejang Lebong ).
B. Fokus Penelitian
Demi menjaga efektifitas dan efisiensi agar tidak terlalu luas dalam pembahasan penelitian ini maka penulis membatasi dan memberikan fokus masalah yaitu berkisar pada “Pelaksanaan Bimbingan Belajar Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi”. ( Studi Pada Kelas XI IPS di SMAN 7 Rejang Lebong ).”
C. Pertanyaan Penelitian
     Merujuk dari pemaparan Fokus penelitian di atas maka  pertanyaan penelitiannya sebagai berikut :
1.    Bagaimana Program Bimbingan Belajar Di SMA.N.7 Rejang Lebong ?
2.    Bagaiman Pelaksanaan Bimbingan Belajar di SMA.N.7 Rejang Lebong ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini sesuai dengan Pertanyaan penelitian yang telah disusun di atas, maka tujuannya sebagai berikut :
1.    Mengetahui bagaimana Program Bimbingan Belajar di SMA.N.7 Rejang Lebong.
2.    Mengetahui bagaimana Pelaksanaan Bimbingan Belajar di SMA.N.7 Rejang Lebong.
F. Manfaat Penelitian
1.    Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan dan dapat dijadikan acuan penerapan pola KMB untuk lembaga pendidikan.
2.    Praktis
Bermanfaat untuk lembaga/instansi umumnya, dan sekolah khususnya SMA.N.7 Rejang Lebong, dalam mengatasi masalah kesulitan belajar siswa, guna meningkatkan mutu pendidikan.
3.    Almamater
Hasil penelitian ini dapat menambah bahan pustaka dan ilmu pengetahuan dalam kajian penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan “Pelaksanaan Bimbingan belajar dalam  mengatasi kesulitan belajar siswa

G. Sistematika Pembahasan
Untuk memberikan gambaran yang jelas dari penelitian ini, maka sistematika pembahasannya, sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN : berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan.
BAB II PERSPEKTIF TEORITIS : berisi tentang teori tentang Bimbingan belajar, dan teori kesulitan belajar.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN : berisi tentang jenis/tipe penelitian, unit analisis , subjek penelitian, tehnik pengumpulan data, dan tehnik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN : berisi tentang Setting Penelitian, Hasil penelitian, dan pembahasan.
BAB V PENUTUP : berisi tentang Kesimpulan dan Saran.


[3] . Prayitno dkk,Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta:Rineka Cipta, 2004. H 280
[4]. Prayitno,Amti Erman, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di sekolah, Jakata Rineka Cipta, 2001, H 279
[5]. Depdiknas, Undang-undang RI.No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, Jakarta,
Sinar Grafika, 2008. H 3.


Posting Komentar

0 Komentar