Punya Lembak - Di bawah ini merupakan suku bangsa yang berada di provinsi Bengkulu (Pulau Sumatera) Indonesia. Semoga dengan postingan Suku Dunia ini dapat menambah wawasan anda akan keragaman suku yang ada di Indonesia khususnya di Provinsi Bengkulu.
![]() |
Picture : https://www.bengkulunews.co.id/ |
Suku
Lembak
Kata Lembak ada beberapa arti. Ada yang mengartikan
"lembah", dan juga "lebak", yaitu daratan sepanjang aliran
sungai, dan ada pula yang mengartikan "belakang". Masyarakat ini
sendiri memang berdiam di daerah pedalaman provinsi Bengkulu, di pegunungan
Bukit Barisan yang menjadi perbatasan dengan provinsi Sumatera Selatan, dari
mana bersumber air sungai Musi dan anak-anaknya.
Suku
Rejang
Suku bangsa ini berdiam di wilayah Kabupaten Rejang Lebong
yang terletak di bagian timur Provinsi Bengkulu. Wilayah tersebut mencakup
sebagian pegunungan Bukit Barisan. Orang Rejang suka pula menyebut diri orang
Lebong. Berasal dari kata telebong (berkumpul). menurut tambo (sejarah lisan)
mereka berasal dari Bandar Cina (Palembang, penulis) yang datang ke Pagaruyung,
Sumatera Barat, dan menjadi orang Minangkabau. Sebagian lagi pergi ke lembah
Ranah Sikelawi di pegunungan Bukit Barisan dan menetap di sana menjadi Orang
Rejang. Sebagian lagi berdiam di wilayah Provinsi Sumatera Selatan, yaitu di
daerah perbatasan dengan Provinsi Bengkulu, tepatnya di Kabupaten Lahat.
Ciri-ciri masyarakat dan kebudayaan Rejang di Lahat ini sama dengan orang
Rejang di Provinsi Bengkulu.
Suku
Enggano
Suku bangsa ini berdiam di Pulau Enggano, sebelah barat
pantai provinsi Bengkulu. Jumlah penduduk pulau Enggano sekitar 12.000 jiwa dan
jumlah populasi suku bangsa ini di pulau tersebut sekitar 6.000 jiwa, sedangkan
sisanya pendatang dari suku Batak, Minangkabau dan Jawa. Kata Enggano berasal
dari bahasa Portugis yang berarti "tipuan" atau
"kekecewaan". Dulu pelaut Portugis merasa tertipu dan kecewa karena
mengira pulau itu adalah pulau Jawa. Orang di dataran Sumatera zaman dulu
menyebutnya Pulau Telanjang. Suku Enggano menyebut tanah mereka cefu kakuhia
(pulau besar) dan diri mereka sendiri disebut E Lopeh.
Suku
Serawai
Suku bangsa ini sebagian besar berdiam di Kecamatan
Seluma, Talo, Pino dan Manna di Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu.
Pada zaman dulu daerah mereka mencakup Marga Semidang Alas, Pasar Manna, Ilir
Tallo, Ulu Tallo, Ulu Manna, dan Ilir Manna. Jumlah populasinya sekitar 250.000
orang. Tanah kediaman mereka cukup subur sehingga mata pencaharian pokoknya
adalah bercocok tanam di sawah dan ladang. Selain bertanam padi mereka banyak
membuka kebun kopi dan cengkeh. Perairan sungai dan lautnya banyak menyediakan
ikan dan hasil hutannya, kayu, rotan, damar dan lain-lain cukup menguntungkan
kehidupan mereka.
Suku
Kaur
Suku Kaur adalah suatu kelompok masyarakat yang berada di
provinsi Bengkulu, tersebar di beberapa daerah di Bintuhan kecamatan Kaur
Selatan, Tanjungiman kecamatan Kaur Tengah, Padangguci kecamatan Kaur Utara dan
di pesisir pantai sebelah barat Sumatra. Wilayah pemukiman suku Kaur
berdampingan dengan pemukiman suku Serawai dan suku Pasemah, yang juga telah
lama bermukim di wilayah tersebut. Bahasa yang diucapkan oleh suku Kaur adalah
bahasa Kaur, yang digolongkan ke dalam rumpun bahasa Melayu Tengah. Bahasa Kaur
sendiri diperkirakan lebih tua daripada bahasa Melayu.
Suku
Muko-Muko
Suku bangsa Muko-Muko berdiam di wilayah Kecamatan Muko-Muko
Utara dan Muko-Muko Selatan, wilayah Kabupaten Bengkulu Utara. Jumlah
populasinya kira-kira sekitar 60.000 jiwa. Kehidupan masyarakat ini memiliki
tingkat mobilitas yang rendah. Asal kata Muko-Muko itu belum diketahui sampai
kini.
Suku
Pekal
Suku bangsa ini berdiam di lingkungan Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.
Populasinya sekitar 40.000 jiwa lebih. Nama Pekal belum diketahui asal usul dan
artinya. Tetapi menurut catatan suku bangsa ini juga disebut juga Anak Sungai,
Orang Kataun, Orang Seblat, Mekea atau Orang Ipuhhttp://protomalayans.blogspot.com/
0 Komentar