A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dan juga kependidikan yang sangat pesat, membawa perubahan pula dalam kehidupan
manusia.
Perubahan-perubahan itu membawa akibat yaitu
tuntutan yang lebih tinggi terhadap setiap individu untuk lebih meningkatkan
kinerjanya.
Agar eksistensinya tetap terjaga, maka setiap
individu akan mengalami konflik,
stress, trauma dan frustasi terutama bagi individu yang kurang dapat menyesuaikan
diri dengan perkembangan tersebut.
Kalau diperhatikan orang-orang dalam kehidupan
sehari-hari, akan terlihat bermacam-macam hal yang terjadi dikalangan
masyarakat tersebut. Ada yang kelihatannya selalu gembira, senang, bahagia, dan
tertawa walau yang akan dihadapinya nanti berbeda dengan apa yang diharapkan.
Adapula yang sering mengeluh dan bersedih
hati, putus asa, menyerah, tidak cocok dengan orang lain dan pekerjaannya hal
tersebut membuat seseorang mengalami
suatu gannguan kesehatan.
Hal ini terjadi karena kurangnya masyarakat
untuk menjaga keharmonisan di dalam masyarakat itu sendiri.
![]() |
Picture by : https://rsudmangusada.badungkab.go.id/ |
Dalam gangguan-gangguan ini kita harus tau betul apa yang akan
dipelajari dalam hal ini dan bagaimana pemahaman kita terhadap gangguan-gangguan
tersebut.
A.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana teori dari Konflik, Stres, Trauma dan
Frustasi?
2.
Apa defenisi
dan dinamika dari Konflik, Stres, Trauma dan Frustasi?
3.
Apa saja
gejala-gejal dari Konflik, Stres, Trauma dan Frustasi?
B.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui bagaimana teori dari Konflik, Stres, Trauma dan Frustasi
2.
Untuk
mengetahui apa definisi dan dinamika dari Konflik, Stres, Trauma dan Frustasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori Konflik,
Stres, Trauma dan Frustasi
1.
Teori Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling
memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial
antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya. Konflik juga dapat diartikan sebagai hubungan antara dua pihak atau
lebih (individu atau kelompok) yang memiliki tujuan atau kepentingan yang
berbeda. Konflik biasanya dilatar belakangi oleh
individu maupun kelompok karena ketidakcocokan atau perbedaan pendapat dalam
hal tujuan yang akan dicapai.
Konflik atau perbedan merupakan suatu hal yang sering terjadi
didalam suatu organisasi. Bukan hanya dalam hal berorganisasi tetapi hal ini
juga sering terjadi dalam kehidupan bermasyarakat Dalam proses interaksi antara
suatu hal dengan hal lainnya tidak ada jaminan akan selalu terjadi kesesuaian
antara individu atau kelompok pelaksananya. Setiap saat konflik dapat saja
muncul, baik antar individu maupun antarkelompok dalam organisasi.Ada beberapa
pengertian konflik menurut beberapa ahli.
Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan
warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat
daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di
antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat
menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan
konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki
kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama
lain.
Menurut Robbin (1996) , keberadaan konflik dalam organisasi dalam
organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak
menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut
dianggap tidak ada.Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam
organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
2.
Teori Stres
Teori stress awalnya digunakan untuk menjelaskan depresi
berdasarkan asumsi bahwa gangguan mood adalah respon dari stress. Campbell
dan Klub (1995) menemukan bahwa sres sehari-hari yang diukur dengan Daily
Hassles Scales adalah predictor yang paling kuat dalam depresi, lebih kuat dari
pada kekerasan sewaktu kecil. Stress
yang berlangsung setiap hari dapat membebani pikiran dan melemahkan daya tahan
tubuh terhadap sters. Ketika seseorang tidak dapat lagi bertahan dengan stress
yang ada, maka depresi akan muncul.
3.
Teori Trauma
Trauma merupakan akibat dari adanya pengalaman traumatik yang
terjadi pada diri seseorang.Menurut Willey & Sons (2008) trauma merupakan keadaan yang terjadi akibat
peristiwa yang sangat mengejutkan dan menakutkan, bersifat mengancam bahaya
fisik atau psikis, bahkan hampir menyebabkan kematian. Supratiknya (1995)
menjelaskan bahwa trauma psikologis dapat menghancurkan rasa aman, rasa mampu,
dan harga diri sehingga menimbulkan luka yang sangat sulit disembuhkan
sepenuhnya.
Berdasarkan pemaparan di atas
bahwa trauma merupakan suatu keadaan yang dihasilkan dari pengalaman
yang tidak menyenangkan yang mengakibatkan gangguan yang serius pada mental
seseorang.
Pada dasarnya, trauma memiliki tiga ciri, yaitu:
pertama, merupakan hal yang tidak diperkirakan, maksudnya seseorang
yang mengalaminya tidak melakukan hal-hal pencegahan terhadap hal tersebut.
Kedua, bukanlah hal yang sudah ditentukan sebelumnya bahwa hal
tersebut dapat mengakibatkan trauma.
1.
Teori Frustasi
Frustasi merupakan suatu keadaan ketegangan yang tak menyenangkan,
dipenuhi perasaan dan aktivitas simpatetis yang semakin meninggi yang
disebabkan oleh rintangan dan hambatan.Frustrasi dapat berasal dari dalam
(internal) atau dari luar diri (eksternal) seseorang yang mengalaminya. Sumber
yang berasal dari dalam termasuk kekurangan diri sendiri seperti kurangnya rasa
percaya diri atau ketakutan pada situasi sosial yang menghalangi pencapaian
tujuan. Penyebab eksternal dari frustrasi mencakup kondisi-kondisi di luar diri
seperti jalan yang macet, tidak punya uang, atau tidak kunjung mendapatkan
jodoh.
Dalam hal hambatan, ada
beberapa macam hambatan yang biasanya dihadapi oleh individu seperti :
a. Hambatan fisik :kemiskinan,
kekurangan gizi, bencana alam dan sebagainya.
b. Hambatan social : kondisi
perekonomian yang tidak bagus, persaingan hidup yang keras, perubahan tidak
pasti berbagai aspek kehidupan.
c. Hambatan pribadi : keterbatasan-keterbatasan pribadi individu dalam
bentuk cacat fisik atau penampilan fisik yang kurang menarik bisa menjadi
pemicu frustasi dan stres pada individu.
d. Frustasi bisa memunculkan reaksi frustasi tertentu yang sifatnya
bisa negatif dan positif.
A.
Defenisi dan
Dinamika Konflik, Stres, Trauma dan Frustasi
1.
Definisi dan
Dinamika Konflik
Konflik atau pertentangan batin adalah terdapatnya dua macam
dorongan atau lebih, yang berlawanan atau bertentangan satu sama lain, dan
tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang sama.
Konflik dapat dibagi beberapa macam, yaitu:
a.
Pertentangan
antara dua hal yang diinginkan, yaitu adanya dua hal yang sama-sama diinginkan.
Misalnya seorang gadis yang dipinang oleh dua orang pemuda yang sama-sama baik,
atau seorang yang diterima bekerja pada dua kantor yang sama-sama baik
jaminannya dan sama-sama menyenangkan. Konflik seperti ini ringan saja, akan
hilang kalau orang sudah dapat memilih salah satu diantaranya.
b.
Pertentangan antara
dua hal, yang pertama hal yang diinginkan sedangkan yang kedua hal yang tidak
diinginkan. Konflik ini terjadi apabila terdapat dua macam keinginan yang
bertentangan satu sama lain atau antara dua hal yang menghalangi antara satu
dengan yang lainnya. Dari satu segi ingin mencapainya tapi dari segi lain ingin
menghindarinya. Misalnya seorang ibu yang ingin anaknya ikut piknik dengan
teman sekolah anaknya, tapi dilain pihak ia takut kalau anaknya dapat
kecelakaan dijalan.
c.
Pertentangan
antara dua hal yang tidak diinginkan, yaitu orang yang menghadapi situasi yang
menimbulakan dua hal yang sama-sama tidak disenangi. Misalnya seorang militer
yang sedang bertempur di medan perang. Ia ingin tetap hidup (tidak ingin mati)
tetapi ia takut akan pengadilan militer, jika ia lari di medan perang.[1]
2.
Definisi dan
Dinamika Stres
Stres adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun
mental.Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang.Bahkan
stres dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan
mental.
Pada dasarnya,
stres adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stres
disebut dengan stresor dan ketegangan yang diakibatkan karena stres, disebut
strain.
3.
Definisi dan
Dinamika Trauma
Trauma adalah cedera fisik atau emosional.Secara medis, “trauma”
mengacu pada cedera serius atau kritis, luka, atau syok.
Dalam psikiatri, “trauma” memiliki makna yang berbeda dan mengacu
pada pengalaman emosional yang menyakitkan, menyedihkan, atau mengejutkan, yang
sering menghasilkan efek mental dan fisik berkelanjutan.
anda tidak berdaya dan rentan terhadap dunia yang berbahaya.Semakin
takut dan tidak berdaya yang anda rasakan, kemungkinan semakin anda menjadi
traumatis.
Peristiwa penuh tekanan yang memungkinkan menjadi traumatis jika :
• Terjadinya secara
tiba-tiba
• Anda tidak siap
dengan kejadiannya
• Anda merasa tidak
berdaya untuk mencegahnya
• Terjadi berulang-ulang
• Dilakukan seseorang dengan sengaja
1.
Definisi dan
Dinamika Frustasi
Frustasi adalah pernyataan sikap seseorang akibat adanya hambatan
dalam memenuhi kebutuhan-kebutahannya, atau adanya suatu hal yang menghalangi
keinginannya. Contohnya seorang anak yang tidak dapat berbuat sekehendak hatinya
karena ia harus menaati peraturan orang tuanya.Missal makan, tidur, bermain
yang harus dilakukan pada waktu dan tempat tertentu.
Ada berbagai sikap yanngditunjukkan seseorang bila menghadapi rasa
frustasinya, orang yang sehat mentalnya dapat menerima frustasi itu untuk
sementara, sambil menunggu kesempatan yang memungkinkan untuk mencapai
keinginannya. Sebaliknya ada orang yang tidak mampu menghadapi frustasi itu
dengan cara yang wajar. Ia berusa mengatasinya dengan caranya sendiri tanpa memperdulikan
keadaan sekitarnya.[1]
A.
Gejala-gejala
Konflik, Stres, Trauma dan Frustasi
1.
Gejala-gejala
Konflik
a.
Kemerosotan
standar kerja
b.
Perselisihan
c.
Menghindari kontak social
d.
Suasana tegang
a.
Tidak sabaran
b.
Moral merosot
c.
Sering
menggunakan kata “kita” atau “mereka”
Gejala
konflik memiliki beberapa sifat antara lain :
1)
Jelas : Pertengkaran biasa atau perkelahian
2)
Samar-samar :
suasana terlalu tenang ( menyindir)
3)
Aktif :
kata-kata marah atau suara keras dengan nada keras pula
4)
Pasif : tidak saling bertegur sapa
2.
Gejala-gejala
stress
a.
Hilang minat
terhadap kegiatan yang disenangi.
b.
Hilang selera
makan, yang berujung pada penurunan berat badan
c.
Terlihat lelah, atau kekurangan energi.
d.
Memiliki
perasaan tidak berharga dan tidak memiliki harapan
e.
Rasa bersalah yang tidak pada tempatnya
f.
Tidak mampu berkonsentrasi dan berpikir jernih
g.
Melankolik yang
biasanya disertai bangun pagi terlambat dua jam dari biasanya, rasa tidak
berdaya dipagi hari dan bergerak lebih lamban
h.
Pusing atau
sakit perut
3.
Gejala-gejala
trauma
a.
Mengalami
kejadian yang buruk dan mengerikan
b.
Sulit tidur dan
mudah terbangun
c.
Mimpi buruk
terhadap hal kejadian yang mengerikan
d.
.Seperti
mengalami kembali peristiwa buruk dan mengerikan
e.
Menghindari
tempat, orang, situasi dan hal-hal yang mengingatkan pada peristiwa buruk dan
mengerikan.
f.
Mudah Terkejut
g.
.Mudah
tersinggung dan marah
h.
Sering teringat
pengalaman atau kejadian buruk dan mengerikan
i.
Tidak merasakan
emosi apapun
j.
Merasa tidak
bersemangat dan tidak mempunyai masa depan
k.
Pemurung
l.
perubahan
prilaku dari sebelumnya
4.
Gejala Frustasi
a.
Meremehkan pekerjaan orang lain tanpa bisa membuktikan
memang bisa dari pkerjaan yang diremehkan tersebut.
b.
keahlian orang lain tanpa bisa membuktikan memang benar-benar
ahli dari orang yang diremehkan keahliannya.
c.
Terlalu sibuk mengurusi urusan orang lain hingga lupa
untuk meningkatkan dirinya sesuai dengan kesibukannya.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
pemaparan diatas dapat simpulkan bahwaKonflik adalah terdapatnya dua macam
dorongan atau lebih, yang berlawanan atau bertentangan satu sama lain, dan
tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang sama.
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun
mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang.
Trauma
Trauma adalah cedera fisik atau emosional.Secara medis, “trauma” mengacu pada
cedera serius atau kritis, luka, atau syok.Dalam psikiatri, “trauma” memiliki
makna yang berbeda dan mengacu pada pengalaman emosional yang menyakitkan,
menyedihkan, atau mengejutkan, yang sering menghasilkan efek mental dan fisik
berkelanjutan.
Frustasi Frustasi adalah pernyataan sikap seseorang
akibat adanya hambatan dalam memenuhi kebutuhan-kebutahannya, atau adanya suatu
hal yang menghalangi keinginannya.
Dimana
masing-masing konflik, stress, trauma
dan frustasi juga terdapat gejala-gejala yang
merupakan kejadian yang lazim bagi manusia dan akan terus dialami oleh
manusia selama dia masih hidup di dunia ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Daradjat
Zakiah, Kesehatan Mental,1996, Jakarta: PT TOKO GUNUNG AGUNG, Cet. 23.
Burhanuddin
Yusak, Kesehatan Mental, 1999, Bandung: CV PUSTAKA SETIA, Cet. 1.
Lubis Namora Lumongga, Depresi Tinjauan Psikologis, 2009, Jakarta: PT Fajar Interpratama, Cet.1.
0 Komentar