PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Definisi Ilustrasi Belajar dan Proses Belajar
DisusunOleh:
Kelompok
2
1. Iskandar (15641008)
2. Sri
Asmawanti (15641018)
Dosen Pengampuh:
Hj. Fadila M.Pd
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDY BIMBINGAN
KONSELING ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI
(STAIN)
2017
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ............................................................................................. i
Daftar Isi....................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan .................................................................................... 1
a.
Latar
Belakang.................................................................................. 1
b.
Rumusan
Masalah ............................................................................ 1
c.
Tujuan
Penulisan ............................................................................. 1
BAB II Pembahasan ................................................................................... 2
1.
Definisi
dan Ilustrasi Belajar............................................................. 2
2.
Proses
Belajar................................................................................... 3
3.
Tahap-Tahap
dalam Proses Belajar .................................................. 6
BAB III Penutup `........................................................................................ 10
Kesimpulan ...................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 11
KATA
PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga makalah ini bisa saya
selesaikan. Kedua kalinya sholawat beserta salam kita haturkan kepada junjungan
kita Nabi Besar Muhammad SAW yang kita harapkan syafaatnya di akhirat nanti.
Materi kali ini akan membahas tentang “Psikologi Pendidikan”. “Definisidan Ilustrasi
Belajar dan Proses Belajar”. Penulisan makalah ini saya menyadari banyak
kesalahan, maka dari itu saya memohon kepada pembaca bisa berpartisipasi
memberikan kritik dan saran. Saya juga berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat untuk kita semua. Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Upaya mewujudkan proses pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang
ada, dengan adanya definisi ilustrasi belajar dan proses belajar mampu
menciptakan suasana belajar yang efektif dan menuntut siswa mampu mengembangkan
potensi secara kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Dari adanya definisi kita
mampu mengetahuai suatu hal yang belum kita ketahui. Dan mengilustrasikan
bagaimana proses belajar itu adanya, dan apa saja yang terdapat di dalam proses
belajar. Sehingga dari mengetahui adanya defenisi ilustrasi belajar dan proses
belajar mampu menjawab semua pertanyan tersebut dan mampu menjalankan sesuai
dengan adanya peserta didik yang mematuhi yang berproses dari belajar tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian dari definisi?
2.
Apakah
ilustrasi belajar itu?
3.
Bagaimana
proses belajar itu berlangsung?
4.
Apa
saja tahapan dalam proses belajar?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengerian dari definisi.
2.
Untuk
mengetahui apa ilustrasi belajar.
3.
Untuk
memahami proses belajar itu berlangsung.
4.
Untuk
mengetahui apa saja tahapan dalam proses belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
dan Ilustrasi Belajar
Di dunia ilmu pengetahuan adanya perbedaan dalam defenisi merupakan
hal biasa. Selain karena faktor-faktor pandangan, minat, dan aliran yang dianutnya
masing-masing, hal ini juga karena beberapa kekurangan bahasa. Sebagai sarana
komunikasi ilmiah, bahasa setidaknya mempunyai tiga kekurangan:
1.
Kekurangan
ini terletak pada peranan bahasa itu sendiri yang bersifat multifungsi, yakni
sebagai sarana komunikasi emotif, efektif dan simbolik.
2.
Kekurangan
bahasa terletak pada arti yang tidak jelas yang dikandung oleh kata-kata yang
membangun. Misalnya kata ilmu, kita sangat sulit sekali untuk mendefenisikan
arti dari kata ilmu tersebut dengan jelas.
3.
Kelemahan
dan kekurangan bahasa adalah sering besifat sirkular (berputar-putar) dalam
mempergunakan kata-kata, terutama dalam memberikan defenisi. Menurut Jujun S.
Suriasumantri, sebenarnya tak ada salahnya selama kata-kata yang diginakan
sudah mempunyai pengertian yang jelas dan tidak berputar-putar. Nilai dari
pembuatan defenisi adalah untuk menghindari kesimpangsiuran dalam pemberian
arti. Definisi atau batasan yang tepat merupakan kunci dari ciri berpikir yang
logis. Oleh sebab itu, setiap istilah atau kata harus mengandung pengertian
yang sama oleh siapa pun. Untuk itu, perlu diberikan batasan yang jelasdan
tepat untuk setiap istilah sehingga tulisan itu akan mendapat landasan yang
kuat. Dengan demikian, defenisi sangat penting dalam ilmu, sesuai dengan
hakikat ilmu itu sendiri.[1]
Sementara
ilustrasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah menjelaskan, dan
belajar adalah proses perubahan tingkah laku. Jadi, ilustrasi belajar ialah
menjelaskan perubahan dari tingkah laku masing-masing individu manusia.[2]
Dari pengertian lain bahwa defenisi belajar menurut para ahli:
a.
Hilgard
dan Bower, dalam buku Theories
of Learning (1975) mengemukakan. “Belajar berhubungan dengan perubahan
tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu.
b.
Gagne, dalam buku The Conditions of Learning (1977) menyatakan
bahwa: “Belajar terjadi apabila suatu stimulus bersama dengan isi ingatan.
c.
Morgan, dalam buku ‘Introduction to Psychology (1978)
mengemukakan: “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam
tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
d.
Witherington, dalam buku Edicational Psychology mengemukakan: “Belajar
adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu
pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian
atau suatu pengertian.
Dari defenisi
yang dikemukakan di atas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen penting
dalam belajar, yaitu:
1.
Belajar
merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku.
2.
Belajar
merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.
3.
Untuk
dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap.
4.
Tingkah
laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek
kepribadian.
Good and Brophy
dalam bukunya Educatioanl Psychology:
A Realistic Approach mengemukakan arti belajar dengan kata-kata yang
singkat, yaitu Learning is the delepment of new associations as a result of
experience. Belajar itu suatu proses yang benar-benar besifat intrernal (a
purely internal event). Belajar
merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu
terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi yang dimaksud belajar menurut Good and
Brophy bukan tingkah laku yang nampak, tetapi terutama adalah prosesnya
yang terjadi secara internal di dalam diri individu dalam usahanya memperoleh
hubungan-hubungan baru (new associations).[3]
B.
Proses
Belajar
Proses adalah kata yang berasal dari bahasa Lati “processus” yang berarti berarti
“berjalan ke depan”. Kata ini mempunyai konotasi urut langkah atau kemajuan
yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Menurut Caplin, proses adalah “Any
change in any object or organism, particulary a behavioral or psychological
change” (proses adalah suatu perubahan khusus yang menyangkut perubahan
khusus yang menyangkut perubahan tingkah laku atau perubahan jiwa).
Dalam psikologi belajar, proses berarti cara-cara atau
langkah-langkahkhusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga
tercapainya hasil-hasil tertentu. Jadi,
proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif,
efektif, psikomotor yang terjadi dalam diri siswa . Perubahan tersebut bersifat
positif dalam arti berorintasi ke arah yang leih maju dari pada keadaan
sebelumnya.[4]
Sampaisekarangterdapatduapendapat
yang terusberkembangberebutpengaruhuntukdiaplikasiterkait proses belajar.
Proses belajar di sekolahdirancangkedalamkurikulum. Kurikulum yang berlaku di
sekolah SD, SMP, SMA, SMK bermerk KTSP.Pendapat I yakin proses belajarterjadikarenaada
reinforcement sebagaimotivasisiswa agar terjadiperubahantingkahlaku
(behaviorisme), proses belajarterjadisesuaitingkatperkembanganbiologisseseorang
(maturasionisme). Behaviorismemenekankanketerampilanatautingkahlakusebagaitujuanpendidikan,
sedangkanmaturasionismemenekankanpengetahuan yang berkembangsesuaidenganusia.
Kurikulumsebelum KBK atau KTSP menganutpendapatini.Peran guru di
siniaktifmenyiapkandanmemberipelajaran yang
sesuaiuntukmemperkayadanmempercepatperkembanganpengetahuandan mental siswa.
Pendapatke
II yakin proses belajarterjadikarenabentukankitasendiri (selfcontructions).
Pengetahuan yang kitadapatbukankarenamenirudanbukan pula menggambarrealitas di
luardirikitatetapidikonstruksimelalui proses membuatstruktur, kategori, konsep,
danskema yang diperlukanuntukmembentukpengetahuan (konstruktivisme). Kurikulum
yang diberlakukansekarang KBK maupun KTSP
menganutpendapatini.Konstruktivismemenekankanperkembangankonsepdanpengertian
yang mendalam, pengetahuansebagaikonstruksiaktif yang dibuatsiswa.[5]
Jikasiswatidakaktifmembangunpengetahuannya,
meskipunusianyatuatetaptidakakanberkembangpengetahuannya.
Suatupengetahuandianggapbenarbilapengetahuanitubergunauntukmenghadapidanmemecahkanpersoalanataufenomena
yang dihadapisiswa.Pengetahuantidakbisaditransferbegitusaja,
melainkanharusdiinterpretasikansendiriolehmasing-masingsiswa.Pengetahuanjugabukansesuatu
yang sudahada, melainkansuatu proses yang berkembangterus-menerus.Dalam proses
itukeaktifan siswasangatmenentukandalammengembangkanpengetahuannya.
Olehkarenaitu,pembelajaransiswa
di kelasatau di sekolahmenggunakanstrategipembelajaransiswaaktif.Peran guru di
sinisebagai media danfasilitatorbahkanmenciptakan media
pembelajarandanmenciptakanfasilitatorpembelajaransupayasiswabelajaraktifdanaktifbelajar.Siswadibimbingdandilatihsertadiberikesempatanmelakukanadaptasikognitif.
Belajar, mengajar dan
pembelajaran menunjuk kepada aktivitas yang berbeda, namun keduanya bermura
pada tujuan yang sama. Mengajar diartikan sebagai suatu keadaan atau suatu
aktivitas untuk menciptakan suatu situasi yang mampu mendorong siswa untuk
belajar. Pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses
belajar siswa. Dalam pembelajaran situasi atau kondisi yang memungkinkan
terjadinya proses belajar harus dirancang dan dipertimbangkan oleh guru. Proses
pembelajaran atau proses belajar
mengajar di mana di dalamnya terjadi interaksi guru dan siswa antara sesama
siswa untuk mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkah
laku siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di dalam
dirinya telah terjadi perubahan, dari tidak tau menjadi tau dan sebagainya.
Dalam proses pembelajaran, hasil belajar dapat dilihat secara langsung.
Ciri umum dari kegiatan belajar
sebagai berikut:
1.
Belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau
disengaja.
2.
Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya.
3.
Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku.[6]
C. Tahap-Tahap dalam Proses Belajar
1. Menurut Jerone S. Bruner
Karena
belajar itu merupakan aktivitas yang berproses, sudah tentu di dalamnya terjadi
perubahan-perubahan yang bertahap. Dan dalam proses belajar siswa menempuh tiga
tahap, yaitu :
a. Tahap Informasi (tahap penerimaan materi)
Dalam tahap
informasi, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan
mengenai matyeri yang sedang di pelajari.
b. Tahap Transformasi (tahap pengubahan materi)
Dalam tahap
transformasi, informasi yang telah diperoleh itu dianalisis, diubah, atau
ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau konseptual supaya kelak pada
gilirannya dapat dimanfatkan bagi hal-hal yang lebih luas.
c. Tahap Evaluasi (tahap penilaian materi)
Dalam tahap
evaluasi, seoarang siswa menilai sendiri sampai sejauh mana informasi yang
telah diinformasikan tadi dapat dimanfaatkan untuki memahami gejala atau
memecahkan masalah yang dihadapi.
2. Menurut Arno F. Wittig
Menurut
Wittig (1981) dalam bukunya Psychology of learning, setiap proses belajar
selalu berlangsung dalam tiga tahap, yaitu :
a. Acquicition (tahap perolehan/penerimaan informasi )
Pada
tingkatan aquicition seorang siswa mulai menerima informasi sebagai stimulus
dan melakukan renspon terhadapnya, sehingga menimbulkan pemahaman dan perilaku
baru.
b. Storage (tahap penyimpanan informasi)
Pada
tingkat storage seorang siswasecara otomatis akan mengalami proses penyimpanan
pemahaman dan perilaku baru yang ia peroleh ketika menjalani proses aquicition.
c. Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi)
Pada
tingkatatan retrieval seorang siswa akan mengaktifkan kembali fungsi-fungsi
sistem memorinya, misalnya ketika ia menjawab pertanyaan atau memecahkan
masalah. Proses retrieval pada dasarnya adalah upaya atau peristiwa mental
dalam mengugkapkan dan memproduksi kembali apa-apa yang tersimpan dalam memori
berupa informasi, symbol, pemahaman, dan perilaku tertentu sebagai respon atau
stimulus yang sedang dihadapi.
3. Menurut Albert Bandura
Menurut
bandura (1977), seorang behavioris moderat penemu teori social
learning/observational learning, setiap proses belajar (yang dalam hali ini
terutama belajar social dengan menggunalkan model) terjadi dalam urutan tahapan
peristiwa yang meliputi:
a. Tahap Perhatian (attentional phase )
Pada tahap
pertama ini para siswa/peserta didik pada umumnya memusatkan perhatian pada
objek materi atau perilaku model yang lebih menarik terutama karena keunikannya
disbanding dengan materi atau perilaku lain yang sebelumnya telah mereka
ketahui
b. Tahap Penyimpanan dalam Ingatan (retention phase)
Pada tahap
berikutnya, informasi berupa materi dan contoh perilaku model itu ditangkap,
diproses dan disimpan dalam memori.
c. Tahap Reproduksi (reproductionphase)
Pada tahap
reproduksi, segala bayangan citra mental (imagery) atau kode-kode simbolis yang
berisi informasi pengetahuan dan perilaku yang telah tersimpan dalam memori
peserta didik itu diproduksi kembali.
d. Tahap Motivasi (motivation phase)
Tahap
terakhir dalam proses terjadinya peristiwa atau perilaku belajar adalah tahap
penerimaan dorongan yang berfungsi sebagai reinforcement, “penguatan”
bersemayamnya segala informasi dalam memori para peserta didik.
Dalam proses belajar ditemukan tiga tahap penting,
yaitu :
a) Sebelum Belajar.
Hal yang
berpengaruh pada belajar, menurut Biggs & Telfer dan Winkel, adalah cirri
khas pribadi, minat, kecakapan, pengalaman, dan keinginan belajar. Hal-hal
sebelum terjadi belajar tersebut merupakan keadaan awal; keadaan awal tersebut
diharapkan mendorong terkadinya belajar.
b) Proses Belajar.
Yaitu suatu
kegiatan yang dialami dan dihayati oleh siswa sebdiri. Kegiatan atau proses
belajar ini terpengaruh oleh sikap, motivasi, konsentrasi, mengolah, menyimpan,
menggali, dan unjuk berprestasi.
c) Sesudah belajar.
Merupakan
tahap untuk prestasi hasil belajar. Secara wajar diharapkan agar hasil belajar
menjadi lebih baik, bila dibandingkan dengan keadaan sebelum belajar
(Dimyati&Mudjiono.2006).[7]
UNESCO telah
mengeluarkan kategori jenis belajar yang dikenal sebagai empat pilar dalam
kegiatan belajar.
a.
Learning
to Know
Pada
learning to know ini terkandung makna bagaimana belajar, dalam hal ini ada tiga
aspek: apa yang dipelajari, bagaimana caranya dan siapa yang belajar.
b.
Learning
to do
Hal
ini dikaitkan dengan dunia kerja, membantu seseorang mampu mempersiapkan diri
untuk bekerja atau mencari nafkah. Jadi hal ini menekankan perkembangan
ketermapilan untuk yang berhubungan dengan dunia kerja.
c.
Learning
to live together
Belajar
ini ditekankan seseorang/pihak yang belajar mampu hidup bersama, dengan
memahami orang lain, sejarahnya, budayanya dan mampu berinteraksi dengan orang
lain secara harmonis.
d.
Learning
to be
Belajar
ini ditekankan pada pengembangan potensi insani secara maksimal. Setiap
individu didorong untuk berkembang dan mengaktualisasikan diri. Dengan learning
to be seseorang akan mengenal jati diri, memahami kemampuan dan kelemahannya
dengan kompetensi-kompetensinya akan membangun secara utuh.
Hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar sebagai berikut:
1.
Pengertian
Pembelajaran
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan
mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar bisa
terjadi tanpa guru atau kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain.
Sedangkan mengajar adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup
belajar.
2.
Pengertian
Pembelajaran Menurut Beberapa Ahli
a.
Duffy
dan Roehler
Pembelajaran
adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan
profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.
b.
Gagne
dan Briggs
Mengartikan
intruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem yang bertujuan
untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang
dirancang, disususn sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya
proses belajar siswa yang bersifat internal.
c.
Undang-Undang
No. 23 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS
Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.
3.
Ciri-Ciri
Pembelajaran
a.
Merupakan
upaya sadar dan disengaja
b.
Pembelajaran
harus membuat siswa belajar
c.
Tujuan
harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan
d.
Pelaksanaannya
terkendali, baik isi, waktu, proses maupun hasil.
BAB III
SIMPULAN
Kesimpulan
Ilustrasi
belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah menjelaskan, dan belajar
adalah proses perubahan tingkah laku. Jadi, ilustrasi belajar ialah menjelaskan
perubahan dari tingkah laku masing-masing individu manusia.
Dari defenisi
yang dikemukakan di atas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen penting
dalam belajar, yaitu:
1.
Belajar
merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku.
2.
Belajar
merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.
3.
Untuk
dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap.
4.
Tingkah
laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek
kepribadian.
Dalam psikologi
belajar, proses berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengannya
beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu. Jadi, proses belajar dapat
diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, efektif, psikomotor yang
terjadi dalam diri siswa . Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorintasi
ke arah yang leih maju dari pada keadaan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman.
2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
E. Mulyasa. 2006. ImplementasiKurikulum.
Bandung: RosdaKarya.
Ratnawati, Rini Puspitasari. 2013. Psikologi Pendidikan. Lp2
STAIN Curup.
Sobur, Alex. Psikologi Umum. 2003. Bandung: CV Pustaka
Setia.
Suryosubroto, B. 1997.Proses BelajarMengajar di
Sekolah. Jakarta: RinekaCipta.
Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Purwanto,
Ngalim. M. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Alex Sobur. Psikologi Umum. 2003. CV Pustaka Setia. Bandung,
hal. 24
Ratnawati dan Rini Puspitasari. Psikologi Pendidikan. 2013. Lp2
STAIN Curup. Hlm 161-163.
M. Ngalim
Purwanto, Psikologi Pendidikan, 2011. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung,
hlm. 84-86
Muhibbin Syah, Psikologi
Belajar, 2012. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta, hlm. 109
E. Mulyasa. ImplementasiKurikulum.
2006 . RosdaKarya. Bandung, hal. 75
Aunurrahman, Belajar
dan Pembelajaran, 2010. Alfabeta. Bandung,
hlm. 34-37
Suryosubroto, B.
Proses BelajarMengajar di Sekolah. 1997. RinekaCipta. Jakarta.
hlm. 96-112