PUNYA LEMBAK - Dahulu kala di sebuah desa hiduplah seorang pemuda miskin yang bernama Muning dengan keluarganya. Ia adalah pemuda yang malas bekerja, setiap hari pekerjaannya hanyalah memainkan suling. Ia begitu menikmati bunyi sulingnya itu.
Pada suatu hari, karena kesal dengan tingkah laku Muning, orang
tuanya lalu mengusir Muning pergi dari rumah. Muning pun lalu pergi tanpa bekal
apapun, hanya baju di badan dan suling kesayangan yang ia bawa. Tekadnya sudah
bulat untuk pergi ke Bukit Kaba, ia ingin memainkan suling disana.
Muning bersemedi di atas Bukit Kaba sambil meniup suling. Tak
disangka oleh Muning bahwa ternyata suling itu adalah suling sakti, karena
kemerduan suara suling sakti itulah, Dewi (bidadari) yang cantik pun terpikat
pada Muning. Begitu juga dengan Muning, karena kacantikan sang Dewi ia pun
terpesona. Mereka yang saling jatuh cinta akhirnya hidup bersama di Bukit Kaba,
walaupun dengan dunia yang berbeda.
Suatu ketika, berita tentang Muning tersebar di desa asalnya,
lalu masyarakat desa sepakat untuk menjemput Muning dan mengajaknya kembali ke desa.
Muning pun menurut, tetapi ada syarat yang diajukan oleh Dewi.
“Kau boleh pergi meninggalkanku Muning, namun ada syaratnya”tutur
Dewi.
Muning pun menyetujui syarat tersebut, “ Apa syaratnya wahai
dewiku?” tanya Muning.
“Syaratnya, ketika ada hajatan janganlah kalian memasak Rebung(disebut
Lema oleh masyarakat Rejang) dan janganlah pula kalian memasak pakis.” Ujar sang
Dewi
“baiklah, aku menyetujui syarat darimu.” Kata muning Lama
sudah Muning, lalu pergi meninggalkan bukit kaba. Ia kembali ke desa bersama
masyarakat.
Setelah sekian lama Muning tinggal di desa, tiba-tiba saat ada hajatan, para pemasak lupa akan pantangan
yang diwasiatkan oleh Dewi, mereka melanggar pantangan itu dan memasak lema dan
pakis. Tak berselang lama, Dewi pun mengetahui bahwa pantangannya telah
dilanggar. Dewi pun kembali menjemput Muning agar ikut bersamanya.
Masyarakat yang tahu akan hal ini pun mencari Muning ke Bukit
Kaba, akan tetapi Muning dan Dewi hilang tak tahu rimbanya. Muning raib ditelan
bumi.
Masyarakat desa menyebutnya Muning Raib karena dalam bahasa
Rejang sendiri, Raib berarti hilang, lenyap, atau musnah. Dari kisah ini maka
dikenal lah cerita Muning Raib karena tak pernah kembali.
Baca Juga : Asal Usul, Adat Istiadat, Bahasa Serta Ciri Fisik Masyarakat Rejang
Dari cerita tersebut, akhirnya munculah mitos, bahwasanya masyarkat asli Curup apabila berkunjung ke Bukit Kaba akan hilang atau raib, sehingga sampai saat ini masih banyak masyarakat Curup asli takut berkunjung ke Bukit Kaba.
0 Komentar