Ditemani
mata yang begitu sayu seakan tak mau terbuka di pagi ini, aku
mengutarahkan beberapa kata yang menjadi kalimat-kalimat sederhana
walaupun terkadang tak bermakna. Aku berterima kasih, bahwa Allah masih
mempertemukan ku dengan tahun ini. Suatu kebahagiaan yang begitu luar
biasa bisa bersamamu menutup tahun lalu dan didampingimu membuka awal tahun
ini. Kau tak hanya hadir sebagai penyemangat dan entah apa sebutan
yang dapat kusebutkan untuk mu, teruntuk dirimu, terima kasih telah
memberikan kebahagiaan yang begitu luar biasa di hidupku.
Sejujurnya,
aku bingung dengan hati ini. Aku terlalu memaksakan egoku, hingga aku tak
peduli dengan kenyataan yang sesungguhnya. Ingin, angan, khayal, dan kenyataan
kini semua terasa sama. Ya, sama-sama berada di ruang senyap tak berpenghuni.
Mereka berkumpul menjadi satu, seolah-olah bertanya apa yang sebenarnya aku
inginkan? Apa yang sebenarnya aku harapkan? Ingin rasanya aku berteriak
sekencang-kencangnya, tapi ditempat yang begitu ramai. Sampai semua
menoleh dan bertanya ada apakah gerangan, dan sejak pertanyaan itu muncul. Aku
adalah satu-satu nya manusia yang membisu seribu bahasa. Apa yang harus
kujawab? Tolong lihat aku, lihat dan perhatikan aku sebentar saja, perhatikan
dengan seksama, perhatikan mata ini? Apakah mata ini sungguh-sungguh menatap
kebahagiaan? Lihat wajah ini! Apakah wajah ini sungguh-sungguh memberikan
keceriaan untuk kalian? Perhatikan bibir ini, apakah bibir ini sungguh-sungguh
menunjukkan senyuman terbaiknya dengan ikhlas? Tidak.
Semua ini
hanya sandiwara agar kalian tetap bahagia, tetap merasa tenang bahwa aku
sungguh bahagia. Aku bukan lah orang yang pandai bersandiwara. Jangankan
bersandiwara, untuk berlakon layaknya seorang tanpa dosa yang penuh
kenaifan pun aku tak mampu,, Hati ini mendesak, mendesak ingin
mengungkapkannya, tapi? Aku hanya berada di ruang senyap tak berpenghuni, entah
pada siapa aku akan mengutarahkannya??
Entah dari
mana ku peroleh kata kata ini? Kata-kata yang sesungguhnya jika harus
kutuliskan seluruhnya, tidak akan cukup waktu satu tahun, karena untuk
merangkai kata-kata Indah bak penyair aku sungguh membutuhkan waktu yang sangat
lama.
Saat ini,
hanya percaya saja bahwa Allah akan memberikan hasil akhir yang tebaik
untuk ku. Hanya perlu waktu untuk bersabar, sehingga pertanyaan semacam kapan
itu akan terjawab. Entah kapan, siapa dan dimana kamu..mungkin ini sudah
menjadi pertanyaan dalam kehidupan ku sehari-hari. walaupun pertannyaan itu
semakin lama semakin memaksaku untuk menyerah dan akhirnya mengalahkanku.
mungkin kamu orang yang diciptakan untukku juga merasakan hal yang sama seperti
yang sedang aku rasakan saat ini.
0 Komentar